Selasa, 19 Maret 2013

profil smkn 4 padalarang


SMK Negeri 4 Padalarang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
SMK Negeri 4 Padalarang
SPP - SPMA
Logo SMK Negeri 4 Padalarang
Informasi
Didirikan Tahun 1970
Jenis Sekolah Menengah Kejuruan
Akreditasi Agribisnis Pembibitan Tanaman & Kultur Jaringan A.[1] Teknik Komputer & Jaringan A.[2] Pemasaran B.[3]
Rekayasa Perangkat Lunak A.[4]
Kepala Sekolah H Supriatna SP.
Jumlah kelas 30 Kelas (10 Kelas tiap tingkat)
Program jurusan Agribisnis Pembibitan Tanaman & Kultur Jaringan, Teknik Komputer Dan Jaringan (TKJ), Pemasaran, Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)
Rentang kelas X AGRO, XI AGRO, XII AGRO X TKJ, XI TKJ, XII TKJ X BISMEN, XI BISMEN, XII BISMEN
X RPL, XI RPL, XII RPL
Kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Jumlah siswa 1060 (32-34 siswa per kelas)
Status Negeri
Alamat
Lokasi Jl. Kertajaya No. 10 Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia
Telp./Faks. (022) 6805406
Situs web http://smkn4padalarang.sch.id/
Lain-lain
Alumni IKA SPP-SPMA / SMKN 4 Padalarang
SMKN 4 Padalarang merupakan salah satu SMK Negeri yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat, dengan Bidang Studi Keahlian Agribisnis, Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Bisnis Manajemen.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan akademis sekaligus keterampilan khusus. lulusan SMK dididik agar dapat bekerja di dunia industri, melanjutkan ke Perguruan Tinggi maupun berwirausaha
SMK Negeri 4 Padalarang merupakan salah satu SMK Aliansi pada program INVEST Direktorat Pembinaan SMK dibawah binaan SMK Negeri 1 Cimahi. Saat ini SMK Negeri 4 Padalarang sedang menuju proses sertifikasi ISO 9001:2008.

Daftar isi

Sejarah

SMK Negeri 4 Padalarang berdiri diawali dari Sekolah Pertanian bernama Sekolah Pertanian Pembangunan - Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPP-SPMA) wilayah Jawa Barat. Sejalan perkembangan peraturan daerah mengenai Sekolah Menengah Kejuruan maka pada tahun 2002 SPP-SPMA berganti nama menjadi SMK Negeri 4 Padalarang. Penamaan SMK Negeri 4 Padalarang ini didasarkan dari penamaan dan penomoran sekolah di wilayah Kabupaten Bandung pada saat itu, yaitu SMK Negeri 1 Katapang, SMK Negeri 2 Baleendah, SMK Negeri 3 Baleendah, SMK Negeri 4 Padalarang, SMK Negeri 5 Pangalengan, SMK Negeri 6 Rancaekek (sekarang SMK Negeri 1 Rancaekek) dan SMK Negeri 7 Baleendah.
Sejalan dengan otonomi daerah, dengan berpisahnya Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Bandung, secara administrasi SMK Negeri 4 Padalarang pun lepas dari Kabupaten Bandung, namun dengan kebijakan sekolah nama dan penomoran pada SMK Negeri 4 Padalarang tetap dipertahankan sampai saat ini.

Jurusan

SMK Negeri 4 Padalarang memiliki 4 program keahlian/jurusan, yaitu:
  1. Agribisnis Pembibitan Tanaman & Kultur Jaringan (Agronomi)
  2. Teknik Komputer Dan Jaringan (TKJ)
  3. Pemasaran (BISMEN)
  4. Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)

Fasilitas

SMKN 4 Padalarang beralamat di Jalan Kertajaya nomor 10 Padalarang Kabupaten Bandung Barat, yang teridiri dari ruang teori, ruang praktik, Laboratorium lahan praktik. Deangan fasilitas di antaranya:
  1. Perpustakaan
  2. Koperasi
  3. Kantin
  4. Mushola
  5. Green House
  6. Laboratorium TKJ
  7. Laboratorium RPL
  8. Laboratorium BISMEN
  9. Laboratorium KKPI
  10. Laboratorium Bahasa
  11. Laboratorium IPA
  12. Lahan Praktik Agronomi
  13. Hotspot Area

Ekstrakurikuler

Pramuka adalah ekstrakurikuler wajib di SMK Negeri 4 Padalarang
Selain Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK), terdapat beberapa ekstrakurikuler di sekolah ini, di antaranya:
  • Bidang Keagamaan
  • Rohis
  • Keputrian
  • Bidang Kepemimpinan
  • Bidang Kebahasaan
  • English Club
  • Bidang Teknologi
  • Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)
  • Bidang Kesenian
  • Aubade
  • Seni Budaya (S.Tari, S.Musik, S.Teater)
  • Bidang Olahraga
  • Bidang Juranilistik

Senin, 18 Februari 2013

Pulau Jeju


Pulau Jeju (Jeju-do) adalah pulau terbesar di Korea dan terletak di sebelah selatan Semenanjung Korea. Pulau Jeju adalah satu-satunya provinsi berotonomi khusus Korea Selatan.
Terletak di Selat Korea, sebelah barat daya Provinsi Jeolla Selatan, yang dahulunya merupakan satu provinsi sebelum terbagi pada tahun 1946. Ibukota Jeju adalah Kota Jeju (Jeju-si).
Topografi Pulau Jeju terbentuk sekitar 2 juta tahun lalu oleh aktivitas vulkanis. Di tengah-tengah pulau muncul Hallasan (Gunung Halla), gunung tertinggi di seluruh Korea (1.950 m). Pulau ini bercuaca hangat sepanjang tahun dan pada musim dingin jarang turun salju, sehingga tanaman-tanaman yang tumbuh di daerah subtropis bisa bertahan hidup.
Pulau Jeju dijuluki Samdado, "Pulau yang Berlimpah dengan Tiga Hal" yaitu, bebatuan, wanita dan angin]. Karena memiliki keindahan alam dan kebudayaan yang unik, Pulau Jeju adalah salah satu objek wisata paling terkenal di Korea. Dalam catatan sejarah, Jeju disebut dalam berbagai nama, mulai dari Doi, Dongyeongju, Juho, Tammora, Seomna, Tangna atau Tamra.

Kota pelabuhan terdekat Jeju dengan daratan utama Korea adalah Mokpo, propinsi Jeolla Selatan. Panjang garis pantai 253 km, luas keseluruhan 1.825 km². Suhu di Jeju dapat bervariasi, mulai dari tropis sampai subtriopis. Suhu rata-rata per tahunnya adalah 14,6° C dan 4,7° di musim dingin. Keanekaragaman flora yang tumbuh di Jeju sangat berbeda dengan yang ada di Semenanjung Korea. Karena iklimnya yang baik, pulau ini ditumbuhi lebih dari 1.700 jenis tanaman, sehingga Jeju dijuluki sebagai "Pulau Botani" karena kekayaan floranya.
Selama berabad-abad, penduduk Pulau Jeju dijuluki sebagai yukgoyeok ("enam jenis pekerja keras") yang merujuk kepada warga yang mengerjakan berbagai pekerjaan sulit dan berat untuk hidup, seperti mencari abalon dan kerang dengan cara menyelam ke dasar laut, membangun pelabuhan, beternak, membuat kapal dan bertani. Seringkali mereka diperas demi membayar upeti kepada penguasa di ibukota. Bencana alam seperti kekeringan dan angin topan juga sering mengakibatkan gagal panen dan kelaparan yang memakan banyak korban jiwa.
Peristiwa paling kelam dalam sejarah rakyat Jeju adalah insiden berdarah pada periode pembentukan Republik Korea pada tahun 1948 sampai periode Perang Korea (1950-1953) dimana banyak warganya dibantai karena dianggap sebagai sarang pemberontak atau pengikut komunis. Karena mengalami kehidupan yang keras oleh tekanan penguasa, warga Jeju dikenal sebagai orang-orang yang tabah dan mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Rakyat Jeju menyatakan tentang kehidupan mereka dengan ungkapan:

Sejarah

Menurut catatan sejarah Cina kuno, San Guo Zhi, pada abad ke-3 Masehi, Pulau Jeju adalah sebuah kerajaan independen yang bernama Tamra. Pada saat itu Tamra sudah menjalin hubungan dagang dengan Tiga Negara Han di Semenanjung Korea. Dari abad ke-5 sampai 9, Tamra juga menjalin hubungan dagang dengan kerajaan Goguryeo, Silla, Dinasti Tang dan Jepang. Tahun 1105, Tamra diserap dalam teritori Dinasti Goryeo pada masa pemerintahan Raja Gojong (bertahta 1215-1259) dan namanya diganti menjadi Jeju ("daerah"). Dengan masuknya Jeju dalam teritori Goryeo, sumber daya alam Jeju diperas demi memberi upeti kepada istana sehingga beberapa kali rakyat Jeju melakukan pemberontakan. Pada tahun 1270, Tiga Polisi Elit (Sambyeolcho) dibantu oleh rakyat Jeju memberontak pada pemerintahan setempat dan penguasa Mongol, namun berhasil dipatahkan.
Para penguasa Mongol memilih Jeju sebagai pangkalan untuk menyerbu ke Jepang. Di pulau ini mereka menternakkan kuda, membuat kapal perang dan mendirikan kuil Buddha bernama Beobhwasa. Pada periode Dinasti Joseon (1392-1910), kaum penguasa memandang Jeju sebagai daerah perbatasan. Rakyat di daratan utama umumnya menganggap Jeju sebagai tempat asing dimana narapidana dibuang atau diasingkan. Pada abad ke-17, Raja Injo bahkan membuat peraturan bahwa rakyat Jeju dilarang pergi ke daratan utama. Peraturan ini bertahan hampir 200 tahun sampai dihapuskannya di abad ke-19. Akibatnya, rakyat Jeju sangat terisolasi dari dunia luar.
Pada saat penjajahan Jepang, rakyat Jeju menderita kelaparan dan kemiskinan. Banyak di antara mereka pindah ke Osaka pada tahun 1923. Selama periode penjajahan, warga Jeju berpartisipasi dalam perlawanan terhadap kolonialisme. Perlawanan terbesar terjadi antara tahun 1931-1932 di desa-desa nelayan di Kecamatan Gujwa dan Seongsan oleh para penyelam wanita (haenyeo). Pergerakan ini adalah perlawanan terbesar yang pernah dilakukan oleh wanita di Korea. Namun gerakan ini tidak menemui hasil. Setelah penjajahan berakhir, Pulau Jeju berada di bawah pengawasan militer Amerika Serikat. Pada peringatan Pergerakan 1 Maret 1919 tahun 1947, terjadi insiden berdarah yang disebabkan oleh penembakan polisi. Warga Jeju merespon insiden itu dengan mengadakan demonstrasi besar-besaran namun diredam oleh militer Amerika Serikat dengan penangkapan dan pembantaian.
Insiden ini memicu resistensi warga Jeju, terutama dari kaum pemuda yang mulai memberontak dan membangun pertahanan di kaki Gunung Halla. Kelompok ini menolak pembentukan Republik Korea yang dijadwalkan tanggal 10 Mei 1948. Pada tanggal 3 April 1948 mereka menyerang 11 pos polisi di seluruh pulau. Peristiwa ini menandai dimulainya Insiden Tiga April di Pulau Jeju. Setelah penyerangan tersebut, militer Amerika Serikat turun tangan dibantu tentara nasional dalam upaya pembersihan terhadap para pemberontak yang dianggap sebagai simpatisan komunis dengan cara membakar desa-desa di kawasan pegunungan. Upaya pembersihan berlanjut menjadi genosida mulai bulan Agustus 1948 sampai tahun 1949 yang membunuh ribuan orang.
Objek wisata
  • Seongsan Ilchulbong atau Puncak Matahari Terbit adalah kawah gunung berapi yang memiliki luas 99.000 m² dan tinggi 182 m di sebelah timur Jeju.
  • Mokseokwon ("Taman Batu dan Kayu"), terletak 4 km di selatan Kota Jeju adalah taman yang memiliki kumpulan batu-batuan berbentuk unik dan akar-akar pohon tua yang sudah mati. Karena keunikannya, taman ini dijadikan sebagai monumen regional Jeju nomor 25.
  • Halla Arboretum (Kebon Raya Halla), tempat pelestarian sebanyak 506 jenis pohon, 90 spesies herbal. Terletak di sebelah barat Puncak Namjosun, selatan Kota Jeju.
  • Manjanggul (Gua Manjang), gua yang terbentuk dari aktivitas gunung berapi. Terletak di Desa Donggimnyeong, Kecamatan Gujwa, Kabupaten Jeju Utara, 30 km timur Kota Jeju. Dikenal akan stalaktit-stalaktit sepanjang 70 cm dan batu-batu dari lahar yang sudah membeku.
  • Kebon Raya Yeomiji, kebon raya terluas di Asia (12.210 m²). Mengkoleksi berbagai jenis tanaman anggrek tropis, dilengkapi dengan observatorium, institut ekologi. Di luarnya terdapat replika taman-taman terkenal.
  • Gelanggang Pacuan Kuda Jeju, didirikan oleh Asosiasi Pacuan Kuda Korea untuk mengembangkan olahraga berkuda di Jeju. Pacuan kuda diadakan seminggu sekali tiap hari Sabtu di tempat ini.
  • Gunung Sanbang (Sanbang-san), terletak di Kabupaten Jeju Selatan
  • Institut Seni Bonsai (Bunjae Artpia), terletak di Desa Jeoji, Kec. Hangyeong, Kab. Jeju Utara. Didirikan tahun 1992, adalah tempat pemeliharaan bonsai khas Korea.
  • Air Terjun Cheonjeyeon, terletak sebelah barat kota Seogwipo, Kab. Jeju Selatan. Terdiri dari tiga tingkat. Dilengkapi jembatan dan paviliun.
  • Air Terjun Jeongbang, terletak 1,5 km di tenggara kota Seogwipo, salah satu dari 3 air terjun utama di Jeju. Air terjun Jeongbang langsung bermuara ke laut dan dianggap sebagai salah satu tempat yang pernah dikunjungi oleh Seo Bok (Xu Fu;徐福), utusan Kaisar Qin Shi Huang (berkuasa 259 SM-210 SM) dalam perjalanan mencari obat panjang umur. Di dinding dekat air terjun terdapat ukiran yang bertuliskan "徐市過此" ("Seobul gwa cha") yang menandakan kunjungan Seobul.
  • Oedolgae atau "Batu Kesepian" adalah batu karang setinggi 20 meter yang menonjol di pantai selatan kota Seogwipo.
  • Taman Hallim, di dalamnya termasuk Gua Hyeopjae dan Ssangyong. Taman Hallim dilengkapi dengan kebon raya dan fasilitas rekreasi.
  • Yongduam, bermakna "Batu Kepala Naga", dikarenakan bentuknya mirip kepala naga yang muncul dari air laut. Terletak di wilayah Kota Jeju.
  • Kawah Sangumburi, salah satu dari tiga kawah utama di Jeju. Kawasan yang menjadi tempat konservasi flora, sebanyak 420 jenis spesies tanaman iklim subtropis, sedang dan alpen.
  • Chisatgae, kumpulan bebatuan yang membentuk persegi panjang di sepanjang pantai di Desa Daepo, antara Seogwipo dan Jungmun.
  • Kampung Seongeup, kampung tradisional yang mempertahankan gaya hidup khas rakyat Jeju. Terletak sebelah barat daya Seongsan, Jeju bagian timur.
  • timur.
Kuliner
Kuliner rakyat Jeju sangat berbeda dengan yang ada di daratan utama. Mereka banyak bekerja sebagai nelayan sehingga bahan makanannya kebanyakan adalah hasil dari laut. Orang Jeju gemar mengkonsumsi makanan segar seperti ikan mentah. Hasil utama lain adalah rumput laut, abalon dan buah-buahan. Salah satu masakan Jeju yang paling terkenal adalah Jeonbokjuk, bubur abalon.

Provinsi kembar

Jeju memiliki provinsi atau negara bagian kembar yang juga merupakan pulau, yaitu: Hainan (Republik Rakyat Cina), Hawaii (Amerika Serikat), Sakhalin (Russia), dan Bali (Indonesia).

Sungai Indus


sungai Indus adalah nama salah satu sungai besar di India. Terletak di sekitar daerah Punjab yang mana sekarang ini terbagi menjadi 2, sebagian di India dan sebagian di Pakistan. Bagi bangsa Yunani sungai ini mempunyai sejarah khusus sebagai di inti dari peradaban Veda kuno dan peradaban Lembah Indus.

Pada zaman prasejarah, di lembah sungai Sindhu yang subur terdapat sebuah peradaban manusia. Peradaban manusia ini yang adalah kaum bangsa Arya ini masuk melalui celah - celah pegunungan Hindu Kush lalu menetap pertama kali di lembah Mohenjo-daro dan Harappa di barat laut India. Di sinilah lahirnya agama Hindu yang akar katanya berasal dari nama sungai Sindhu tersebut.
Aliran sungai Sindhu sendiri yang dengan aliran anak - anak sungai yang lain kemudian bertemu dan menyatu menjadi aliran sungai Gangga di India Utara.

Arah
Sumber sungai beasal dari dataran tinggi Tibet di sekitar Danau Mansarovar (30°40′25.68″LU,81°28′07.90″BT) di Daerah Otonomi Tibet kemudian sungai mengalir melalui wilayah Ladakh Jammu dan Kashmir dan memasuki wilayah utara (Gilgit-Baltistan), mengalir kembali melalui Utara ke arah selatan sepanjang seluruh negeri dan bergabung ke Laut Arab di dekat kota pelabuhan Karachi di Sindh. Panjang total sungai adalah 3.180 kilometer (1.976 mil) dan merupakan sungai terpanjang di Pakistan. Sungai ini memiliki total luas pengeluaran melebihi 1.165.000 kilometer persegi (450.000 mil persegi). Diperkirakan sungai mengaliri secara tahunan terdiri dari sekitar 207 kilometer kubik, sehingga termasuk sebagai dua puluh satu sungai terbesar di dunia dalam hal pengairan tahunan. Dimulai pada ketinggian dunia dengan gletser, sungai yang mengairi hutan, dataran dan pedesaan yang kering dan gersang bersama dengan sungai-sungai Chenab, Ravi, Sutlej, Jhelum, Beas dan dua anak sungai dari perbatasan barat daya dan Afghanistan kemudian membentuk aliran Sapta Sindhu (Tujuh Sungai) pada delta di Pakistan.


Lembah Sungai Indus
Lembah sungai Indus terletak di Pakistan. Penduduk asli Lembah sungai Indus adalah bangsa Dravida yang berkulit hitam. Di sekitar sungai itu terdapat dua pusat kebudayaan yaitu Mohenjo Daro dan Harappa. Mereka sudah menetap di sana dengan mata pencaharian bercocok tanam dengan memanfaatkan aliran sungai dan kesuburan tanah di sekitarnya.
Menurut teori kehidupan bangsa Dravida mulai berubah sejak tahun 2000-an SM karena adanya pendatang baru, bangsa Arya. Mereka termasuk rumpun berbahasa Indo-Eropa dan berkulit putih. Bangsa Arya ini mendesak bangsa Dravida ke bagian selatan India dan membentuk Kebudayaan Dravida namun, sebagian lagi ada yang bercampur antara bangsa Arya dan Dravida yang kemudian disebut bangsa Hindu. Oleh karena itu, kebudayaannya disebut kebudayaan Hindu.